620 - 629 Ilmu Teknik dan Ilmu yang Berkaitan
- Title
- 620 - 629 Ilmu Teknik dan Ilmu yang Berkaitan
Dublin Core
Collection Items
-
PENENTUAN KEBUTUHAN GAS SEPARATION ELECTRICAL SUBMERSIBLE PUMP PADA SUMUR “RWB- 482” LAPANGAN “RWB” KSO PERTAMINA PT.SARANA GSS TREMBUL JAWA TENGAH
Laju produksi fluida berpengaruh terhadap pemilihan jenis dan ukuran
pompa. Hal ini terjadi karena setiap jenis pompa memiliki laju produksi optimum
sesuai yang dianjurkan berdasarkan jenis dan ukuran pompa tersebut. Tujuan dari
dilakukannya tugas akhir ini adalah untuk mengetahui metode yang di gunakan
dalam pemilihan pompa Electrical Submersible Pump, pengoperasiannya di
lapangan, dan juga troubleshooting pada saat pengoperasiannya di lapangan.
Metode penelitian yang digunakan penulis pada tugas akhir ini adalah teknik
pengumpulan data dengan wawancara yaitu mengajukan pertanyaan bedasarkan
objek penelitian kepada pembimbing lapangan, pengumpulan data tertulis yaitu
mempelajari literature yang berhubungan dengan objek yang sedang diteliti, dan
yang terakhir yaitu pengambilan dokumentasi adalah metode mengambil data
dengan pengambilan gambar yang di gunakan penulis sebagai bahan laporan.
Salah satu alat penunjang utama yang ada pada proses produksi di industri minyak
dan gas adalah Separator. Separator merupakan komponen alat yang
paling penting pada proses produksi. Hal ini karena pada alat tersebut merupakan
tahapan awal dari pemisahan hidrokarbon menjadi minyak, air, dan gas.
Proses pemisahannya dibagi berdasarkan berat jenis fluida hidrokarbon .
Separator merupakan suatu alat yang berbentuk tabung yang memiliki tekanan
dan temperatur tertentu yang berguna untuk memisahkan fluida hasil produksi
kedalam fasa cairan dan gas. Fluida yang terproduksi dari sumur masuk kedalam
separator dalam kondisi yang tidak saling melarutkan, hal ini dikarenakan
adanya perbedaan specific gravity dari fluida tersebut sehingga nantinya dilakukan
proses pemisahan. -
PENENTUAN NILAI RELATIVE PERMEABILITY DENGAN MENGGUNAKAN METODE UNSTEADY STATE DI BALAI BESAR PENGUJIAN MINYAK DAN GAS BUMI (BBPMGB) LEMIGAS – CIPULIR JAKARTA SELATAN
Permeabilitas adalah salah satu aspek untuk mengetahui karakteristik rock
properties dan fluida properties dalam reservoir atau batuan wadah minyak dan gas
bumi, permeabilitas sendiri dibagi menjadi 3 yaitu permeabilitas absolut,
permeabilitas efektif dan permeabilitas relatif dalam laporan ini berfokus pada
permeabilitas relatif. Permeabilitas relatif adalah satu nilai permeabilitas yang
dinormalisasi ke nilai permeabilitas lainnya, sehingga skala permeabilitas relatif
dari nol (0) menjadi maksimum satu (1). Dalam penentuan nilai permeabilitas
relatif terdapat dua metode yaitu steady state dan unsteady state, Pada penelitian
ini menggunakan metode unsteady state prinsipnya mengalirkan satu jenis fasa
fluida dimana dalam sistem pori batuan terdapat satu atau lebih fluida lain. Sumber
data penelitian ini adalah hasil analisis core rutin (porositas, permeabilitas, luas
penampang, dan panjang core), data brine (densitas dan viskositas), dan data
permeabilitas efektif terhadap air dan minyak bumi. Berdasarkan hasil penelitian,
didapatkan nilai saturasi dari sampel yang telah diuji sebesar 94,27%, nilai
permeabilitas efektif terhadap minyak pada sampel ini sebesar 241,689 mD,
termasuk nilai permeabilitas sangat baik. Nilai permeabilitas efektif terhadap
minyak pada kondisi saturation water irreducible sampel ini sebesar 65,59%. Nilai
permeabilitas efektif terhadap air pada sampel ini sebesar 47,315 mD. Nilai
permeabilitas efektif terhadap brine pada saturation oil residual pada sampel ini
sebesar 30,13%. Nilai dari nilai dari permeabilitas relatif terhadap air paling besar
0,0817 dan paling kecil nilainya 0,01130, sedangkan nilai permeabilitas relatif
terhadap oil paling kecil 0,000035 dan paling besar 0,1130. -
PENGARUH KONSENTRASI STRACH GANDUMTERHADAP SIFAT FISIK SEAWATER MUDPT. MADANI ALAM LESTARI JAKARTA
Lumpur pengeboran adalah fluida yang digunakan pada operasi pengeboran, peran lumpur pengeboran sangat penting untuk menentukan berhasil atau tidaknya pengeboran suatu lapangan minyak dan gas. Sifat-sifat lumpur pengeboran terdiri dari berat lumpur, viscosity, plastic viscosity, yield point, gel strength, mud filtrate, mud cake. Untuk mendukung tugas akhir dan kajian yang akan dilakukan, maka dapat dilakukan beberapa metode pelaksanaan terhadap pengujian lumpur pengeboran, yaitu dengan cara memberikan pertanyaan kepada pembimbing tugas akhir atau petugas yang berwenang untuk mendapatkan data yang ada ditempat kerja praktek, melakukan pengamatan secara sistematis mengenai hal-hal yang ada di tempat kerja praktek dan menelaah literaturliteratur yang berhubungan dengan lumpur pengeboran, baik literatur dari perusahaan maupun dari luar perusahaan. Perusahaan yang bergerak pada bidang minyak dan gas PT. Madani Alam Lestari berlokasi di Slipi, Palmerah, Jakarta Barat. Pada pengujian pengaruh konsentrasi STARCH terhadap sifat fisik lumpur pada seawater mud didapatkan nilai STARCH yang digunakan sebanyak 5 gram dengan hasil nilai mud weight 9 ppg, plastic viscosity 36 cp, yield point 53 lb/100ft2, gel strength 10 detik 18 lb/100ft2, gel strength 10 menit 22 lb/100ft2, filtration loss 7,2 ml, mud cake 0,50 mm dan pH 9. Jadi alasan digunakan STARCH sebanyak 5 gram karena dari hasil pengujian didapatkan filtration loss 7,2 ml dan mud cake 0,50 mm dengan nilai tersebut sudah dianggap ideal untuk digunakan pada pemboran -
PENGARUH PENAMBAHAN NACL TERHADAP PROPERTIES HIGH PERFORMANCE WATER BASE MUD – POLYAMINE PADA SKALA LABORATORIUM PT. MADANI ALAM LESTARI
Pertama kali orang-orang dipemboran menggunakan air untuk
mengangkat serbuk bor (cutting) ke permukaan. Seiring berkembangnya zaman,
pemboran kemudian menggunakan lumpur untuk memperbaiki sifat-sifat lumpur.
Salah satu upaya agar suatu operasi pemboran berhasil adalah dengan
merencanakan lumpur pemboran yang akan digunakan dengan baik. Sistem lumpur
high performance water base mud (HPWBM) berbeda dengan water base mud
(WBM) konvensional yang dimana HPWBM dapat bertindak seperti oil base mud
(OBM) dalam hal pelumasan dan ketahanan terhadap kontaminasi. Berdasarkan
penghitungan dan analisis didapat formulasi lumpur HPWBM- Polyamine yaitu
Fresh Water, KOH, Bentonite, Polyamine, PAC-LV, PAC-R, XCD dan Barite.
Pengujian dilakukan dengan penambahan kontaminasi NaCl 3% dan 5% dimulai
dari menghitung densitas (mud balance), viskositas (marsh funnel), rheology
lumpur PV, YP, gel strenght (Rheometer), banyaknya filtrate dan mud cake (API
Filter Press/30 min), pengujian pH (pH indicator). Perencanaan dan pengujian
lumpur dilakukan di PT. Madani Alam Lestari. Setelah melakukan pengujian
didapatkan hasil penaikan dan penurunan terhadap mud properties karena
kontaminasi NaCl. Hasil dari penambahan kontaminasi NaCl 3% dan 5% pada
lumpur HPBWM – polyamine dengan pengujian terjadi penurunan dan penaikian
harga pada Mud properties. -
PENGARUH PERAWATAN TERJADWAL TERHADAP KINERJA MESIN TURBIN DI METERING REGULATING STATION PT PGN. SOLUTION
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau PGN adalah perusahaan penyedia
gas terkemuka di Indonesia. PGN didirikan pada tanggal 13 Mei 1965. Kegiatan usaha
PGAS dapat dibagi menjadi dua kegiatan usaha utama yaitu distribusi gas dan transmisi
gas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perawatan terjadwal
terhadap kinerja mesin turbin di Metering Regulating Station (MRS) PT PGN Solution.
Mesin turbin memegang peranan penting dalam mendukung operasional MRS,
terutama dalam menggerakkan komponen vital seperti kompresor dan pompa.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dengan data yang
dikumpulkan melalui observasi langsung, wawancara dengan operator, dan analisis
dokumen perusahaan. Metode perawatan yang dianalisis meliputi perawatan rutin
(preventive maintenance), perawatan prediktif (predictive maintenance), dan
perawatan korektif (corrective maintenance). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perawatan terjadwal memiliki dampak signifikan terhadap peningkatan produktifitas,
pengurangan downtime, dan perpanjangan umur mesin turbin. Perawatan rutin yang
dilakukan secara berkala mampu menjaga kinerja mesin pada tingkat optimal,
sementara perawatan prediktif membantu meminimalkan risiko kerusakan mendadak.
Selain itu, perawatan korektif yang dilakukan pasca-kerusakan mampu mengembalikan
mesin ke kondisi operasional yang baik. Dari segi ekonomi, perawatan terjadwal
terbukti lebih optimal dalam mengurangi biaya operasional dibandingkan dengan
kerugian yang disebabkan oleh kerusakan tak terduga. Penelitian ini menyimpulkan
bahwa perawatan yang tepat waktu dan teratur sangat penting untuk menjaga performa
mesin turbin serta optimalisasi operasional MRS -
PERBANDINGAN POMPA ESP TYPE IND-1300 DAN D800N PADA SUMUR PPQ LAPANGAN U-23 DI PT PERTAMINA EP ASSET 4 FIELD CEPU
Sumur PPQ merupakan sumur produksi minyak peninggalan Belanda yang
berproduksi menggunakan artificial lift electrical submersible pump yang terletak
di PT Pertamina EP Region 4 Zona 11. Berdasarkan data produksi, Sumur PPQ
mengalami penurunan laju produksi, dan terindikasi downthrust pada pompa.
Indikasi downthrust pada pompa disebabkan oleh laju alir actual Sumur PPQ adalah
481,03 BFPD sedangkan pompa IND-1300/55Hz memiliki ROR sebesar 900-1640
BFPD. Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk menentukan laju produksi
maximal (Qmax) dan laju produksi optimum (Qoptimum) suatu sumur untuk
berproduksi berdasarkan analisa kurva IPR, mengetahui perbandingan pompa yang
baik untuk digunakan pada sumur PPQ ini, menghitung penambahan produksi
minyak (gain production) pada sumur setelah dilakukan perhitungan. Mengatasi
problem pada ESP setelah dilakukan perhitungan dengan menaikan laju produksi
sumur. Data yang di perlukan diperoleh yaitu general report electrical submerible
pump, data reservoir, data fluid properties, data produksi dan data wellprofile. Data
tersebut diperoleh langsung dari pembimbing di lapangan. Pada saat pengolahan
data metode yang dilakukan yaitu penentuan analisa potensi sumur, perbandingan
pompa terpasang dan pompa baru. Hasil perbandingan pada pompa terpasang
D800N/60 Hz adalah pump setting depth pada 2013,09 ft, pump intake pressure
pada 43,5 Psi, total dynamic head pada 1958,718 ft, jumlah stage 71,20 stage, pump
efficiency 62%, Kenaikan laju produksi Qactual (481,03 BFPD) menjadi Qoptimum
(778,577 BFPD) dengan kenaikan rate sebesar 297,57 BFPD dengan water cut yang
tinggi pada Sumur PPQ yaitu sebesar 97,91% -
PERENCANAAN DESAIN SEPARATOR HORIZONTAL 3 FASA LAPANGAN “US” PT. PERTAMINA EP REGIONAL 2 ZONA 7
Separator adalah sebuah komponen peralatan yang sangat penting. Hal ini
dikarenakan separator merupakan tempat awal pemisahan hidrokarbon menjadi
minyak, gas dan air atau menjadi gas dan liquid. Pada lapangan “US” PT Pertamina
EP Regional 2 Zona 7 separator yang digunakan adalah separator horizontal 2 fasa,
karena sumur-sumur yang terdapat pada lapangan “US” memproduksikan gas dan
air serta zat-zat impurities yang dihasilkannya itu sedikit khususnya pasir.
Pendesainan daripada separator ini sangat krusial, karena akan sangat berpengaruh
terhadap output (fluida produksi) nya, Maka dari itu pendesainan separator ini
merupakan hal yang sangat penting dan harus dilakukan secara teliti dan terstruktur.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan faktor-faktor yang
mempengaruhi dan parameter separator 2 fasa, mengetahui hasil perencanaan
desain dan problem yang sering terjadi pada separator horizontal 2 fasa lapangan
“US”. Berikut adalah hasil akhir dari observasi secara kualitatif dan kuantitatif
terhadap lapangan “US” antara lain, Faktor-faktor yang mempengaruhi pendesainan
separator horizontal 2 fasa adalah kecenderungan aliran surge, foaming crude oil
dan korosif, zat impurities, dan sifat fisik fluida produksi, parameter yang
dibutuhkan untuk pendesainan separator horizontal 2 fasa adalah operating
pressure, operating temperature, Qo, Qg, Qw, dst, hasil perencanaan desain
separator horizontal 2 fasa lapangan “US” adalah diameter 42 in, gas Leff 1,7 ft,
liquid Leff 9,2 ft, Lss 11,7 ft, slenderness ratio 3,3, dst. dan problem yang sering
terjadi adalah liquid carryover -
PERENCANAAN PENANGANAN PROBLEM SCALING PADA SUMUR “ZR” MENGGUNAKAN METODE BROACHING PT.PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGI KAMOJANG – JAWA BARAT
Masalah utama yang sering terjadi pada sumur-sumur produksi panas bumi adalah
problem scaling. Endapan scale yang terbentuk dapat menyebabkan penyempitan
diameter lubang sumur, sehingga akan menurunkan laju produksi yang nantinya
berpengaruh pada sumur geothermal.sumur “ZR” mengalami problem scaling di
kedalaman 900,74 mku pada casing produksi 13- 3/8 inch dengan ketinggian kolom
scale kurang dari 1 meter dan ketebalan scale sebesar 9,95 inch. Scaling yang
terbentuk belum berpengaruh terlalu besar terhadap penurunan laju produksi karena
ketinggian kolom scale belum terlalu besar dan titik terbentuknya endapan scale
belum terbentuk pada bagian perforated liner dan pada zona (feed zone). Agar laju
produksinya normal kembali maka dilakukannya pembersihan dengan beberapa
metode seperti acidizing, coil tubing, roto jet, namun metode yang digunakan untuk
penanganan problem scaling pada sumur “ZR” yaitu menggunakan “broaching
method”. Metode broaching merupakan suatu metode yang memiliki tujuan untuk
membersihkan scale, dengan konstruksi pahatan yang fitur atau sederetan gigi-gigi
pemotong. Peralatan broaching dikelompokan menjadi dua yaitu peralatan atas
permukaan dan peralatan bawah permukaan peralatan atas permukaan akan
terhubung dengan peralatan bawah permukaan dengan bantuan kawat wireline.
Berdasarkan kedalaman dan derajat kemiringan sumur syarat pembersihan scale
menggunakan metode broaching derajat kemiringan sumur “ZR” 30° sehingga
dapat diterapkan. Karena sumur ZR memiliki derajat kemiringan tidak melebihi
batas keteantuan syarat broaching yaitu 50°, namun setelah pengerjaannya terdapat
kekurangan dan kelebihan metode broaching ini diterapkan pada sumur “ZR”
diantaranya adalah kurang efektif jika di lakukan disumur bighole seperti sumur
“ZR” ini dan sangat ekonomis tidak memerlukan biaya seperti mendirikan rig
ataupun cairan kimia yang lebih mahal